Rabu, 30 Maret 2011

Hey Kamu!!


Hey kamu yang ada di sana! Sadarkah kamu apa kesalahanmu saat ini hingga membuatku terdiam? Mengapa kamu selalu tak mengerti? Haruskah aq yang harus selalu mengerti? Lalu, kapan waktuku untuk dimengerti?

Aq sudah sangat lelah dengan semuanya, semua yang selalu kamu lakukan padaku.  Kamu selalu membuatku berharap lebih. Setiap hari kamu membuatku berharap lebih, lebih dan lebih sampai saat harapan itu sudah sangat besar, lalu kau jatuhkan begitu saja tanpa pernah kau sadari. Ya, kamu tak pernah sedikitpun menyadari jika apa yang kamu lakukan membuatku sangat kecewa.

Hari ini aq menangis lagi. Kamu mengulang kesalahan yang sama lagi. Padahal aku sudah sering memperingatkanmu, memberitahumu, menyadarkanmu. Hey kamu! Bangunlah dari tidurmu, apa kamu tak melihat bagaimana keadaanku saat ini. Air mata ini bahkan sudah mengering. Aq sudah tak bisa lagi menangis seperti dulu karena aq sudah sangat lelah dan sangat rapuh dengan semuanya. 



Jumat, 25 Maret 2011

Kisah Seperempat Abad

Beberapa hari yang lalu aq dan tim pergi untuk survey ke sebuah pabrik pembuatan “tape” atau yang biasa dikenal orang dengan sebutan isolatip atau isolasi. Pabrik ini berada di sebelah kota yang menjadi domisiliku sekarang. Gedung utama pabrik ini si sebenernya belum jadi seratus persen, masih direnovasi, tapiii…kalu bagian pabriknya sudah beroperasi lebih dari dua puluh tahunan.

Saat survey kemarin, aq dan tim gak hanya putar-putar di kantornya saja. Tapiii…aq dan tim berkeliling di pabriknya. Ya, pabrik yang tidak terlalu banyak cahaya yang masuk, banyak mesin besar, ada beberapa oven di dalam pabrik, banyak orang, sirkulasi udara yang minim dan tentu saja sedikit pengap.

Melihat orang yang bekerja di pabrik, membuatku tersadar akan banyak hal. Bersyukur karena aku bisa bekerja di sebuah ruangan yang ber-AC setiap harinya, gak perlu merasakan betapa panas dan pengapnya suhu di pabrik, gak perlu memeras banyak keringat di ruangan yang gelap itu. Padahal kalu dipikir-pikir, tiap kali AC di ruangan sedikit panas, aq sudah mengeluh, akses internet di kantor sedikit mbambet saja aq juga mengeluh, jalan kaki terlalu jauh aq juga mengeluh, kepansan mengeluh, kehujanan juga mengeluh, uang habis di saat belum gajian juga mengeluh (haha…ketahuan deh…). Dan ini yang paling sering, dimintai tolong temen yang sekedar nitip makan siang aq juga sering tidak ikhlas. Hehe… sering ya aq mengeluh?

Well,
Ini bukan cita cita, tekad atau apalah itu, tapi melihat para pekerja pabrik yang bekerja membanting tulang dengan susah payah seperti itu aq mencoba untuk bersyukur dan tidak mengeluh atas semua yang kudapat kemarin, hari ini dan nanti. Mencoba untuk tidak mengeluh? Aq akan berusaha…

Hari ini aq sangat bersyukur sekali di saat pergantian angka-q ini si partner memberikan kejutan yang lain dari biasanya. Tepat saat tanggal berganti, dia membawa tart coklat dan lilin yang melambangkan umurq hari ini plus senyum yang menghiasi wajahnya yang kedinginan. Hujan baru saja mengguyur. Hari ini pertama kalinya kita merayakan pergantian angka ini bersama. Senang? Pasti, tapi yang lebih banyak adalah perasaan terharu. Terima kasih Hunny.. :) .

Doa yang tulus dari teman teman pagi ini mulai dari sms, mention lewat twitter dan menulis di wall akun fesbuk, kalian membawa semangat baru dan menyadarkanku bahwa masih banyak yang belum kulakukan. Dan ini yang paling penting, sms dari ibu dan ayah tadi pagi, membuatku tersadar bahwa aq masih memiliki orang yang paling penting dalam hidupku, yang memberikan seluruh doa dan hasil keringatnya hanya untuk bisa membuatku seperti sekarang ini, dan aq tak kan bisa dan sanggup membalas semuanya. Love you Ibu & Ayah,, adik Q, miss you all.  

Doaku kali ini tidak muluk muluk seperti tahun-tahun sebelumnya, hanya saja aq ingin di sisa umurku ini aq ingin lebih berguna untuk orang lain. Lebih dekat dengan-Mu, lebih banyak bersyukur atas nikmat-Nya, belajar lebih ikhlas, lebih sering melihat ke bawah untuk selalu bisa bersyukur dan tentunya menengok ke atas sebentar supaya semangat untuk menjadi lebih baik tidak luntur. Banyak hal yang belum kulakukan, termasuk banyak project yang menanti, semoga bisa mengerjakan dengan baik dan barokah. Terima kasih untuk semuanya…peluk dari jauh buat sahabat-sahabatku yang tinggal jauh dariku, kangen malong bersama kalian :) . Sekali lagi, terima kasih untuk doanya, love you all guys.


Terakhir, semoga umurku kali ini benar benar barokah, maaf jika ada banyak kesalahan yang kulakukan. Terima kasih :)

Rabu, 23 Maret 2011

Undangan

Kartu itu datang padaku tepat lima menit sebelum kubereskan meja kerjaku. Hari ini aq ingin pulang lebih cepat dari biasanya. Ingin merebahkan tubuhku yang sudah sangat letih di hamparan kasur dan gulingku yang sudah kumal termakan waktu. Aq tertarik untuk membukanya, bukan karena desain yang minimalis dan warnanya yang kusuka, tapi karena nama yang tertera di kartu itu. Namanya tak asing bagiku. Sangat familiar. Aq sangat mengenalnya. Sangat.

Ingatanku berlari menjauh dari waktu ini. Memutar kembali memori yang pernah hadir ketika aq dan dia masih berseragam putih abu-abu. Aq mengenalnya saat aq dan dua sahabatku mencari nama kami di papan pengumuman yang berisi daftar siswa yang diterima di sekolah itu. Salah satu sekolah nomor satu di kotaku yang akhirnya mempertemukanku dengannya. Dia berdiri tepat di sampingku. Begitu mudah dia mencari namanya diantara ribuan orang yang mendaftar di sekolah itu. Di urutan teratas, ya namanya berada di urutan teratas dan masuk dalam kelas pertama yang notabene menjadi kelas favorit di sekolah itu. Berbeda denganku, jari-jariku terus meruntut mencari dimana namaku tertera di antara banyaknya kertas yang tertempel di papan pengumuman. Tak berselang lama, akhirnya kutemukan juga namaku. Agak sulit memang, mengingat namaku berada di kelas paling akhir. Setelah kutemukan namaku di sudut kertas yang tertempel dan sudah hampir lusuh, aq kembali kepada dua sahabatku yang sudah menungguku dari tadi. Di sudut halaman sekolah dua sahabatku mengobrol dengannya. Kuhampiri mereka. Senyumnya mengembang bersamaan dengan jari tangannya yang menggenggam jemariku saat kusebut namaku. Obrolan singkat mengalir begitu saja diantara kami, keakraban yang terjalin semenjak hari itu membuat kami dekat. Tak terbersit angan-angan jika tiga tahun berseragam putih abu-abu akan kuhabiskan berbagi banyak cerita dengannya. Kami sangat dekat, tidak hanya berbagi persoalan yang menyangkut study kami, ada banyak hal yang membuat kita merasa dekat termasuk soal makanan dan tempat olahraga favorit kami yang sama. Masa-masa itu yang membuatku selalu merasa beruntung bisa dekat dan menjadi salah satu bagian dari hidupnya. Meskipun akhirnya kami harus berpisah jauh karena melanjutkan study di tempat dan kota yang berbeda. Namun hubungan kami masih terjalin sangat baik, kadang aq pergi ke kotanya atau dia yang datang ke kotaku. Terkadang kami berjanji di sekolah kami untuk sekedar mengenang masa-masa menjadi siswa berseragam putih abu-abu.

Air mata itu tumpah begitu saja tanpa bisa kutahan. Aq ingat waku itu, hujan turun sangat deras sedangkan kutahu hari itu adalah hari istimewa kami karena tepat di hari itu, kami genap empat tahun bersama-sama. Aq sudah berdandan berbeda dari biasanya, kupoleskan sedikit bedak pada wajahku yang selalu tersenyum sejak pagi, kupakai baju yang baru kubeli beberapa hari yang lalu, kupadu dengan rok motif bunga yang sangat manis. Turun dari bis yang membawaku ke kotanya senyumku masih terus mengembang meskipun hujan sudah membasahi alas kakiku. Entah mengapa aq ingin memberinya kejutan dengan kehadiranku di kotanya. Aq pergi ke kampusnya. Berbekal tekat yang kuat, rindu yang terus menjalar karena lama tak bersua dan kado kecil yang kubawa aq ingin menemuinya. Untuk sekedar merayakan kebersamaanku dengannya. Tepat di kantin kampusnya, saat aq mulai membersihkan kotoran yang menempel di seluruh tubuh akibat guyuran air hujan, tak sengaja mataku bersitatap dengan matanya. Aq yakin itu dia karena aq sangat mengenalnya. Seketika hatiku hancur, kado yang kupegang semenjak perjalanan menuju kotanya jatuh ke lantai. Kulihat dia bersama seorang wanita. Cantik, tinggi, berambut panjang sebahu, anggun. Sikapnya tak biasa kepada wanita itu, melebihi sikapnya padaku. Dia dan wanita itu sangat mesra. Kusadari aq tak tepat memilih waktu untuk datang kepadanya hari itu. Kutahan air mataku, kuhampiri dirinya yang terkaget melihatku datang dengan tiba-tiba. Tanpa penjelasan apapun kutinggalkan kado kecil yang kubawa untuknya, kuulurkan jemariku sama seperti saat pertama kali kukenal dia. Kuucapkan selamat kepadanya lalu aq pergi. Ya, aq pergi meninggalkannya dengan wanita itu. Tak kupedulikan lagi hujan yang terus mengguyur membasahi tubuhku, dandananku sudah pudar berganti dengan air mata yang tak pernah berhenti mengalir. Aq pulang ke kotaku meninggalkannya. Sejak hari itu, kuhapus namanya di hatiku termasuk kenanganku bersamanya.

Hari ini mataku kembali sembab, bukan karena aq sedih mengingat peristiwa menyakitkan itu, tapi karena namanya tertulis di undangan yang kuterima sore ini. Entah kenapa aq merasa lega. Beban itu tiba-tiba lenyap. Sakit itu tiba-tiba terbang tanpa kutau kemana arahnya. Aq tersenyum melihat namanya tercantum di undangan yang kupegang. Melihatnya menikah dengan orang lain. Bukan denganku, mungkin dengan wanita yang kutemui di kampusnya waktu itu atau mungkin dengan wanita lain yang akupun tak mengenalnya. Aq  merasa bahagia. Bukankah itu yang namanya cinta?


gambar dipinjam dari sini

Nb: cerita ini terinspirasi dari banyaknya undangan pernikahan yang mampir di meja dan akun  social mediaku. Untuk teman-temanku yang menikah di bulan ini, semoga barokah pernikahan kalian, semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah. Aq turut bahagia untuk kalian :) . Selamat menempuh hidup baru kawan!

Senin, 14 Maret 2011

Terang Bulan di Sore Hari

Pernah tau kue terang bulan? Kalu ada yang g tau atau tidak familiar dengan nama terang bulan, nama lain dari kue ini adalah martabak manis. Nama martabak manis bisa jadi karena biasanya penjual martabak manis jadi satu dengan penjual martabak telor. Hehe… :D

Okai, kali ini saya tidak akan membahas tentang bagaimana cara membuat kue terang bulan atau martabak manis ini, tapi saya akan bercerita tentang kebiasaan baru di kantor jika ada karyawan baru. Kalau dulu pas masih jaman sekolah atau kuliah, jika ada murid atau mahasiswa baru akan ada ospek atau pengenalan kehidupan kampus. Nah, ternyata hal itu tidak hanya berlaku di jaman sekolah saja, pas masuk ke lingkungan kerja, acara perkenalan karyawan baru di kantor saya ini juga sama seperti acara ospek. Para karyawan baru dipersilahkan untuk memperkenalkan diri dan menyanyi. Hah? Menyanyi? Iya menyanyi. Syaratnya lagu yang dibawakan tidak boleh lagu anak-anak ataupun lagu nasional. Jadi lagu yang akan dinyanyikan adalah lagu-lagu yang populer. Jangan harap suasana yang tercipta akan setegang pas ospek di sekolah. Suasananya seru….dan rame pastinya. Para karyawan baru, boleh membawa teks lagu yang akan dinyanyikan. Boleh diiringi dengan gitar, ataupun dengan iringan mp3. Enak kan? Anggap saja ini karaoke gratis di kantor tapi di depan banyak orang di kantor. Acara menyanyi-menyanyi inilah yang disebut dengan “Terang Bulan di Sore Hari”. Kenapa bisa begitu? Karena habis acara menyanyi dan tanda tangan di dinding kantor, acara dilanjutkan dengan makan terang bulan dan martabak. Seru? Sudah pasti. Enak? Sangat. Hehe :D

 Mau tau bagaimana keceriaan dan suasana kantor? Ini dia sedikit bocorannya:

para penyanyi
tanda tangan di tembok selamat datang
Selamat datang untuk para “new be” di kantor yg penuh dengan warna-warni ini :)

Selasa, 08 Maret 2011

Merindumu


Hai, bagaimana kabarmu di sana? Baik-baik sajakah? Kuharap begitu, kau akan baik-baik saja. Bukan, bukan karena hari ini perasaan q sedang galau, bukan juga karena aq sedang ingin pergi sebentar, mengelana entah ke mana, tp entah mengapa, jari-jari di keyboard ini mengetikkan namamu di tabs pencarian nama di salah satu situs jejaring social yang pernah menyatukan kita beberapa waktu lalu. Apakah aq sedang merindu saat-saat kita pernah berlama-lama dalam tuts-tuts keyboard komputer? Atau aq hanya merindu suara renyahmu saat kau menyapaku dengan lembut di penghujung senja walau hanya melalui kabel-kabel dan jaringan-jaringannya yang entah aq pun tak tau bentuknya? Entah mengapa, hari ini aq benar-benar merindumu, bercerita sesuatu yang ringan, tidak terlalu berat, tertawa renyah bersama dan melepaskan sedikit bebanku saat ini.

Aku selalu berimajinasi, suatu saat kita bisa benar-benar bertemu di dunia nyata. Duduk berhadapan di sebuah meja di suatu sore. Kau akan berceloteh tentang apa yang kau suka saat ini sambil sesekali menyeruput cappuccino hangat mu dan aq hanya duduk menikmati celoteh ringanmu sambil sesekali memandangi wajahmu saat bercerita. Kau akan bercerita bagaimana kau bisa sampai ke pulau itu, pergi dari bisingnya kotamu. Bagaimana kau bekerja dengan bule-bule itu, pergi ke suatu daerah masih di pulau yang sama dan melihat bagaimana budaya masyarakat di sana, menceritakannya padaku tanpa lelah, hingga kau mengatakan ingin pulang kembali ke kotamu hanya untuk bisa berdekatan denganku. Mungkin ini pula impianmu, bisa bertemu denganku dan berbicara tentang kita. Ya, tentang kita yang entah sampai kapan hanya bisa bertegur sapa melalui dunia maya. Kau bilang ingin sekali bertemu denganku tapi aq bilang jika aq tak mampu untuk membohonginya. Kau bilang sangat suka denganku, kubilang aq sudah ada yang punya. Kubilang lebih baik seperti ini, kau bilang tak sanggup bertahan dengan keadaan yang seperti ini.

Hai, kau yang ada di sana….hari ini aku bertanya pada diriku sendiri. Apakah aku juga mampu bertahan sedangkan sedikit hatiku masih berharap kita bisa berjalan beriringan seperti anganmu.? Hai kau! Dengarkan! hari ini aku merindumu…. :)

 gambar dipinjam dari sini

Inspired by cerita teman

Kamis, 03 Maret 2011

saeng-il chugha haeyo yeobo

aq ingin mengucapkanya padamu sebelum aq terlelap dalam mimpi indah q malam ini.
semoga kamu bahagia, semoga barokah apa yang kamu kerjakan saat ini, kemarin dan nanti.
tidak banyak yang ingin kuucapkan , hanya doa saja yang bisa kupanjatkan untukmu.
jangan lupa untuk selalu berdoa, selalu bersyukur dan jangan pernah menyerah saat kau dihadapkan pada masalah-masalahmu yang selalu datang silih berganti.



saeng-il chugha haeyo yeobo


salanghaneun :)


-silpe-